Jombang, Hobbykeren.com – BDRS RSUD kabupaten Jombang terkait Pelayanan darah dan transfusi darah. Melalui Humas RSUD Jombang menyapa bersama narasumber dr. Eky Indyanty W.L, MMRS, SpPK, Kepala Instalasi Bank Darah RSUD Jombang. Senin (26/6/2023)
Meskipun menjadi unit yang vital di rumah sakit, tak banyak yang memahami pengertian bank darah rumah sakit (BDRS) ini adalah tempat dimana darah dikumpulkan dan disimpan sebelum digunakan untuk transfusi. Unit ini memastikan ketersediaan darah untuk transfusi yang bermutu dan aman digunakan.
Instalasi bank darah RSUD Jombang merupakan instalasi yang berdiri sendiri di mana tugas utama adalah memberikan pelayanan darah dan transfusi darah.
Kepala Instalasi Bank darah RSUD Jombang dr. Eky Indyanty W.L, MMRS, SpPK menyampaikan pada intinya BDRS adalah melayani permintaan darah terutama untuk pasien-pasien yang membutuhkan transfusi darah di RSUD Jombang.
“Kita hanya memenuhi permintaan darah khusus bagi pasien-pasien yang berada di RSUD Jombang, karena kita tidak bisa melayani untuk permintaan dari luar RSUD Jombang.
Untuk pasien yang membutuhkan transfusi darah juga harus melalui permintaan dokter penanggung jawab pelayanan sesuai dengan indikasi dan kondisi pasien.
“Jadi tergantung dari permintaan dokter penanggung jawab pelayanan dan sesuai dengan indikasi dan kondisi pasiennya, dari pertimbangan tersebut dibuat permintaan ke BDRS dan instalasi BDRS menyiapkan darah yang diperlukan. Terutama untuk kebutuhan komponen-komponen darah seperti WB, PRC, TC kita sediakan di BDRS,” tutur dr.Eky.
Untuk pelaksanaan transfusi darah sebelum pasien ditransfusi harus dilakukan pemeriksaan pemeriksaan untuk memastikan darah yang diberikan ke pasien itu cocok aman dan bermanfaat untuk pasien.
“Dan kita harus melakukan beberapa uji atau tes untuk memastikan bahwa darah itu bisa diberikan ke pasien tergantung dari kebutuhannya, apakah sudah sesuai dengan permintaan. Yang perlu diperhatikan dari segi jenis komponen darahnya, golongan darahnya, jumlah darah yang diperlukan. Untuk transfusi darah harus atas permintaan dokter penanggung jawab pelayanan tidak bisa dari permintaan pasien atau keluarga. Setelah sudah jelas darah yang dibutuhkan pasien, baru kita lakukan uji atau tes lengkap,” terangnya.
Walaupun sudah ada kejelasan tentang golongan darah pasien, pihak BDRS RSUD Jombang masih harus uji/ tes kembali untuk memastikan golongan darah pasien tersebut, jika benar maka akan diakukan uji selanjutnya yaitu uji crosmatch atau uji silang serasi. Terkait pelayanan BDRS waktu yang diperlukan hanya 60 menit terhitung dari diterimanya permintaan dan sampel darah pasien.
“Pelayanan kita terhitung dari mulai diterimanya permintaan dan sampel darah pasien di BDRS, sampai darah siap diambil untuk ditransfusikan kepada pasien. Target kita adalah 60 menit. Akan tetapi selama ini pencapaiannya tidak melebihi 60 menit hanya sekitar 45 menit. Namun ada juga beberapa kasus yang memerlukan waktu lebih lama karena mungkin adanya ketidakcocokan harus ganti donor atau perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan lainnya. Jika cocok dan aman kita bisa lakukan transfusi ke pasien.
Transfusi darah adalah proses untuk memasukkan/ memindahkan darah dari donor ke dalam bag atau kantong ke pasien atau penerima.
“Jadi yang kita berikan kepada pasien adalah produk darah langsung di mana tingkat reactivitasnya sangat tinggi kita harus berhati-hati dalam uji kecocokan sehingga dapat bermanfaat bagi pasien,” ungkapnya.
Ada dua jenis reaksi transfusi setelah pasien ditransfusi darah yakni reaksi cepat dan reaksi lambat.
“Dua reaksi transfusi tersebut adalah reaksi cepat dan reaksi lambat. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan terkait transfusi darah karena kita tidak bisa memprediksi untuk transfusi darah sendiri berbeda setiap orang, terkadang satu orang mungkin memberikan reaksi yang berbeda. Reaksi cepat bisa kita lihat saat pasien mulai mendapatkan transfusi darah sampai dalam 24 jam. Dan paling sering terjadi pada demam, menggigil, suhu badan naik dari sebelum transfusi. Jika terjadi hal seperti itu kita harus cepat hentikan transfusinya untuk mencegah proses yang lebih lanjut. Sedangkan untuk reaksi lambat/ telat baru akan muncul reaksi bisa sampai 3 hari setelah ditransfusi,” papar dokter cantik dan supel ini.
Menurut dr.Eky kendala yang biasa kita hadapi adalah ketika ada permintaan, namun komponen darahnya tidak tersedia. Dan yang paling sering kosong adalah jenis trombosit. Hal ini disebabkan karena masa hidup trombosit hanya lima hari setelah didonorkan oleh pendonor darah.
“Untuk jenis trombosit jarang ada karena masa hidup trombosit hanya 5 hari setelah didonorkan oleh pendonor darah. Di BDRS maupun PMI juga terbatas sehingga kita harus mencari ke luar kota, seperti Surabaya, Sidoarjo dan Mojokerto dan sekitarnya. BDRS RSUD Jombang dalam satu bulan kita bisa mencapai 1000 sampai 1200 bag,” pungkas dr.Eky.(tyas)