Jombang,Hobbykeren.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) kabupaten Jombang gelar Forum Konsultasi Publik tentang Isu Strategis dan penyampaian publik di Kabupaten Jombang.
Tampak hadir Kepala DKPP kabupaten Jombang Nur Kamalia, Sekretaris DKPP , perwakilan dinas Petanian, perwakilan dinas Peternakan, perwakilan Bappeda, Inspektorat, Akademisi dari Undar , Stakeholder, kelompok Lumbung, perwakilan pondok pesantren, Poklasar, P2L, ekspektorat, media dan Organisasi. Bertempat di Ruang gedung SAP DKPP kabupaten Jombang. Senin (29/5/2023).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) kabupaten Jombang Nur Kamalia menyampaikan bahwa urusan pangan merupakan isu strategis DPKPP di mana urusan pangan merupakan urusan wajib yang harus ada di Pemerintah Kabupaten Jombang.
“Adapun isu strategis yang ada di bidang pangan yang adalah peningkatan peran dan fungsi kelompok lumbung dalam pengelolaan cadangan pangan pada masyarakat, peningkatan penyediaan infrastruktur pendukung dalam kemandirian pangan yaitu adanya dukungan pengelolaan sumber daya ekonomi untuk penguatan kedaulatan dan kemandirian pangan yang merupakan cita-cita nasional dan kabupaten juga diharapkan menjadi kabupaten yang berkedaulatan mandiri pangan. Penanganan daerah rawan pangan di mana di Kabupaten Jombang ada yang masih terdapat Desa rawan pangan yaitu di desa Pojoklitik kecamatan Plandaan, masih harus ada terobosan atau inovasi yang harus kita lakukan. Adapun dukungan penanganan pangan bidang ketersediaan dan cadangan pangan, ” ujarnya.
Lanjut Nur Kamalia, peningkatan ketersediaan informasi data harga dan pasokan serta stabilitas harga pangan ditingkat pasaran serta stabilitas pangan ditingkat produsen, penggilingan, grosir, eceran, serta pasar secara cepat dan update.
“Jadi kita setiap minggu melakukan survei pasar dan survei harga yang kita jadikan patokan, apakah harga dalam kondisi stabil atau ada peningkatan. Kami juga memantau ketersediaan pangan yang ada di Kabupaten Jombang, apakah dari 9 komoditi sesuai Kementan barangnya ada atau tidak di Kabupaten Jombang, ” terangnya.
Adapun jenis 9 komoditi tersebut adalah beras, jagung, kedelai, cabe, lombok merah, bawang merah, bawang putih, telur, ayam dan daging.
“Sedangkan untuk ikan di tahun 2023 ini belum masuk komoditi. Insya Allah nanti tahun depan akan masuk dalam komoditi. Sehingga tahun depan menjadi 11 jenis komoditi, ” ujarnya.
Menurut Nur Kamalia, masih rendahnya penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat, berdasarkan hasil PPH bahwa masih ada titik yang belum mencapai target yaitu tentang diversifikasi pangan lokal yang belum beragam sehingga harus ada terobosan dan bagaimana inovasi masyarakat untuk pangan lokal untuk meningkatkan konsumsi maupun ketersediaan diversifikasi pangan.
“Penguatan pengawasan keamanan pangan segar asal tumbuhan yang rawan terhadap pestisida, bahan kimia serta bakteri. Kita adakan pengawasan keamanan pangan pangan segar asal tumbuhan yang rawan terhadap pestisida bahan kimia serta bakteri ini kita melakukan pengawasan keamanan tanah secara rutin yaitu bagaimana kita memantau sayuran maupun buah yang akan kita panen, kita uji lab lebih dahulu apakah mengandung bakteri pestisida dan apakah layak untuk di pasarkan. Kita laksanakan uji lab sederhana dan ada yang kita uji ke Surabaya, kegiatan ini kita laksanakan secara rutin terutama di kawasan daerah yang penghasil pangan sayur dan buah, ” jelasnya.
Sedangkan untuk bidang perikanan isu strategisnya adalah tentang produksi perikanan budidaya di Kabupaten Jombang, dukungan programnya adalah pelaksanaan perikanan budidaya bidang produksi perikanan.
“Jombang tidak mempunyai laut akan tetapi untuk pokdakan (kelompok budidaya perikanan) sudah cukup banyak jumlahnya yakni ada 136 kelompok dan secara perorangan lebih banyak lagi. Produksi kita setiap tahun meningkat yaitu untuk ikan lele pertahun bisa menghasilkan 14 ton. Peningkatan juga terjadi pada jenis ikan patin dimana kita berada di nomor 2 tingkat se Jawa Timur. Sedangkan untuk jenis ikan lele kita masih bersaing dengan Kediri. Kemudian untuk jenis ikan bawal kita berada di nomor satu yakni berada di Ngoro, ” tuturnya.
Perlu diketahui isu strategis yang ada di bidang Perikanan meliputi (1)Pembinaan terhadap kelompok pembudidaya ikan tentang teknologi budidaya perikanan, (2) pembinaan terhadap kelompok pembudidaya tentang monitoring kesehatan ikan dan pengambilan sampel budidaya, (3) pemberian bantuan hibah kepada kelompok pembudidaya ikan atau KUB, (4) pelatihan pembudidaya ikan,(5) pelatihan KUB atau nelayan perairan umum darat, (6) sosialisasi terhadap kelompok pembudidaya ikan tentang teknologi budidaya perikanan, (7) sosialisasi terhadap kelompok pembudidaya tentang monitoring kesehatan ikan dan pengambilan sampel budidaya ikan,(8) pembuatan asuransi nelayan. Hal ini diperlukan Pendampingan yang difokuskan dengan permasalahan peningkatan produksi perikanan.
Sementara di bidang agribisnis jenis layanannya yaitu (1) sosialisasi terhadap masyarakat tentang gerakan makan ikan (2) pelatihan pengolahan ikan kepada POKLASAR atau lembaga masyarakat dan ini perlu pendampingan yang difokuskan dengan permasalahan peningkatan pengolahan dan pemasaran produk olahan perikanan serta konsumsi ikan daerah.(tyas)